Selasa, 09 Februari 2010


Sekilas Tentang Sangarasi. Melalui Kajian Histori yg Penulis lakukan Sangarasi yg kita kenal sekarang tdk lepas dari sejarahnya yg Sangat Familiar Bagi masyarakat Kampung Sapuluh Secara khusus dan Barito Timur Secara Umumnya, Yaitu Kisah jaman dahulu (kapuy Tundrak.Red) Sepasang Suami Isteri Risak Dengan Suaminya Biyoko(1360-1370) yang Berkelana Mencari tanah yang Subur untuk tempat Berladang (ma'anyan..Red.) Pada awalnya suami istri tersebut menyisiri "hungey mariang" (layung-manna-saping-luau tumpuk) dgn cara "ilarut"/susur Sungai ataupun menyisiri Sungai Kecil kawasan Timur desa Jaar Sekarang. Pengembaraan Yang Dilakukan Oleh Suami Isteri Risak Dan Biu'ku Dalam Beberapa Hari ternyata melelakan dan Sangat Menguras Tenaga, Mereka pun memutuskan Untuk Beristirahat Dan Berniat Membuat "Bata/papundukan" (Gubuk kecil dari daun dan kayu bulat..Red) Sementara Biu'ku Sang suami membersihkan "Ang'ang" (rumput/sejenis paku-pakuan yg hidup di pinggiran sungai..Red) 'Plentang' Berbunyilah Pisau milik Biu'ku, Setelah Ia memeriksanya TeTernyata yg Mengenai mata pisaunya adalah Sebuah Besi, Besi berbentuk Seperti tanda (+) [yang sekarang dikenal dengan nama sangar jatang] Si Biu'ku pun Kebingungan dia pikir hanya sebuah batu. Singkat Cerita Sang Suami isteri tersebut memutuskan untuk bermalam di Tempat mereka bersihkan Tadi. Malam pun Tiba Sembari beristirahat mereka pun Berbaring sehingga tertidur Sang Suami Bermimpi Datang Seorang Yang tinggi besar yang menyatakan bahwa dirinyalah Besi yang tanpa sengaja terkena pisau Biu'ku ia Menyatakan bahwa tempat inilah yang cocok untuk bermukim.
keesokan harinya terbangun lah sang suami Serta menceritakan Mimpinya kepada Isterinya. Merekapun Bermukim Sambil Berladang Ditempat tersebut, beranak cucu yang sekarang Menjadi Masyarakan Desa Jaar Sangarasi(sanggar Wasi)hingga pada tahun 1370 Diutuslah Uria Gandrungoleh ayahnya untuk memegang tanah Dusun hingga berakhir pada tahun 1405.

Secarik Nafas Maanyan

Sejarah Singkat Maanyan
Maanyan adalah salah satu suku yang mendiami Pulau Kalimantan. Pemukimannya sekarang meliputi sebagian wilayah utara Propinsi Kalimantan Selatan dan sebagian wilayah daerah timur Propinsi Kalimantan Tengah yakni didaerah Barito Timur dan Barito Selatan serta daerah Waruken dan sekitarnya yang termasuk Daerah Tingkat II, Kabupaten Tabalong Propinsi Kalimantan Selatan.
Menurut cerita, pemukiman pertama suku ini adalah di tepi sungai Martapura (Klimbenteng) Kayu Tangi, Marampiau, Tane Karang Anyan serta disepanjang sungai Tabalong (Benua Lawah) atau Benua Lawas menurut lafal Melayu, masuk sungai Balangan. Serta menyusuri sungai Barito yakni sungai-sungai Sirau, disekitai Patai dan aliran sungai lainnya. Tempat ini dikenal oleh suku Maanyan dengan nama Nansarunai.
Wilayah Dialek Bahasa Maanyan
a. Wilayah Benua Lima meliputi :
Jangkung, Hadiwalang, Uwei, Pulau Padang, Kayunringan
b. Wilayah Paju Epat meliputi :
Telang, Siong, Balawa, Murutowo
c. Wilayah Paju Sepuluh meliputi :
Murungkliwen, Pimpingen, Munsit, Harara, Patai, Lasi Muda, Sarabon, Pagar, Tangkan, Bangi Sampa Tulen.
Sebagai catatan, Bahasa Maanyan memiliki banyak kesamaan dengan bahasa yang dipergunakan di pulau Madagaskar